RSS

Arsip Bulanan: Agustus 2013

Menembus Kerja Praktek Di Perusahaan Migas

oleh: J. Anton Witono (Chairman Komunitas Migas Indonesia Cabang Kaltim)

Saya beberapa kali membantu adik-adik untuk mendapatkan kesempatan untuk kerja praktek di tempat saya bekerja (sebuah perusahaan MIGAS Perancis berlokasi di Kalimantan Timur). Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Latar belakang saya adalah Teknik Kimia dan saya bukan orang HR.

A. MEMILIH TOPIK & DURASI KP
1. Buka jendela wawasan dan informasi.

2. Cari topik yang sesuai dengan peminatan atau latar belakang jurusan kuliah anda.

3. Browsing internet, ikuti hot topic di media massa/ TV, konsultasi dengan senior yang sudah pernah KP sebelumnya dan tanyakan kontak mentornya, diskusi dengan dosen, hubungi alumni yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
TIPS : cari informasi tanpa kacamata kuda. Seorang mahasiswa Teknik Kimia tidak berarti KP-nya melulu harus di departemen Process Engineering.
4. Tetap fleksibel. Jangan kaku dan menutup diri apabila pihak Perusahaan menawarkan topik lainnya, misalnya karena alasan ketersediaan subyek dan/ atau mentor di perusahaan tersebut. Pengetahuan itu tidak ada batasnya.

5. Hubungi alumni yang bekerja di perusahaan ybs (bila ada). Sampaikan anda berminat KP di perusahaan tersebut, tanyakan apakah ada subyek dan mentor untuk KP anda. Siapa tahu alumni yang anda hubungi bersedia jadi mentor, maka urusan anda akan lebih mudah. Atau setidaknya beliau akan “bergerilya” mencarikan informasi diantara rekan-rekan kerjanya. Kalau pun tidak, minimal tanyakan ke departemen mana anda mungkin bisa KP. Tanyakan nama departemennya, karena informasi ini akan membantu untuk proposal anda.

6. Bila beruntung, anda mungkin sudah bisa berkorespondensi terlebih dahulu dengan calon mentor. Sehingga nama beliau bisa anda cantumkan di proposal KP.

7. Dari pengalaman dan pengamatan saya, durasi KP ideal adalah minimal 2 bulan, karena anda punya cukup waktu untuk mengenal “process flow” di perusahaan tersebut dan punya cukup waktu untuk mengerjakan topik khusus KP anda. Kalau subyek anda selesai lebih awal, anda punya waktu untuk belajar hal lainnya. Kendati demikian, banyak juga perusahaan yang menerapkan kebijakan maksimal 1 bulan KP karena alasan lain misalnya: kesibukan mentor, process  flow-nya tidak terlalu kompleks, dll.

B. MENYIAPKAN ADMINISTRASI
1. Siapkan proposal KP. Untuk KP di perusahaan MIGAS, sebaiknya membuat proposal KP dalam bahasa inggris.TIPS: Pakai proposal KP senior anda sebagai referensi, tapi “copas (copy paste)”-lah secara cerdas. Tambahkan/ kurangi informasi sesuai keperluan KP anda.

2. Minimum informasi yang harus ada di proposal KP:
– Periode KP;
– Topik & obyektif apa yang ingin anda pelajari;
– Nama departemen dimana anda ingin KP;
– Nama calon mentor (bila ada dan sudah dikonfirmasi dengan ybs).
– Cantumkan juga bahwa anda terbuka terhadap topik/ subyek lain yang akan diberikan oleh Perusahaan.TIPS: semakin presisi informasi di proposal KP anda akan membantu orang HR dalam memproses proposal KP anda.

3. Siapkan dokumen lainnya:
– Curriculum Vitae (CV); untuk penjelasan CV bisa di klik disini
– Surat Pengantar dari Kampus;
– Copy Transkrip nilai hingga yang terbaru.
Dokumen-dokumen diatas sebaiknya juga disiapkan dalam bahasa inggris. Mungkin saja Perusahaan tertentu mensyaratkan dokumen lainnya selain dokumen diatas. Hal ini bisa dicari tahu dari alumni yang bekerja disitu atau senior yang pernah KP sebelumnya.

4. Cari informasi kemana anda harus mengirimkan proposal dan dokumen KP anda, tanyakan siapa contact person-nya.HINT: Human Resources Department tidak hanya terdiri dari 1 bagian dan hanya mengurusi soal KP. Dengan informasi yang tepat, anda tidak akan kehilangan waktu karena salah alamat pengiriman dokumen KP.
5. Kirim dokumen anda ke departemen yang mengurusi tentang Kerja Praktek. Bila anda sudah punya kontak dengan calon mentor/ alumni anda, bisa juga dikirimkan soft file-nya ke ybs, siapa tahu beliau berkenan membantu menindaklanjuti dari dalam.

6. Menindaklanjuti pengajuan KP anda ke contact person yang menangani soal KP.TIPS: menindaklanjuti tidak sama dengan “meneror” orang ybs atau pun calon mentor/ alumni anda. Berikan waktu juga untuk prosesnya.

7. Keputusan akhir untuk diterima/ tidaknya untuk KP biasanya ditentukan oleh departemen yang menangani KP. Mereka mungkin punya faktor-faktor lain yang jadi pertimbangan untuk menerima anda (misal: kuota/ alokasi, budget , dll). Calon mentor atau alumni anda bukan pihak yang bisa member keputusan akhir (kecuali beliau memang punya otoritas untuk itu).

8. Proposal KP setidaknya sudah diajukan ke perusahaan sekitar 6 bulan sebelum masa KP yang diinginkan. Kalau sebelum 6 bulan, bisa jadi kebutuhan untuk mahasiswa KP belum terlihat atau HR masih mengurusi mahasiswa KP periode sebelumnya. Kalau terlalu mepet, bisa jadi anda keduluan mahasiswa yang lain.

C. SAAT PROSES KERJA PRAKTEK
1. KP sebaiknya dianggap sebagai simulasi kerja sebenarnya dan tidak hanya sekedar memenuhi persyaratan mata kuliah dan mendapatkan nilai. TIPS: set mind anda tentang KP akan tercermin dalam attitude anda selama KP.

2. Ikuti semua peraturan di perusahaan tersebut dengan baik (misal: datang tepat waktu, menjaga kerahasiaan data perusahaan, dll.)

3. Topik/ subyek KP anda bisa berkontribusi terhadap Perusahaan, karena terkadang diambil dari permasalahan atau optimisasi yang ingin dilakukan Perusahaan ybs.

4. Belajarlah sebanyak mungkin selama anda KP karena itu kesempatan anda untuk mengetahui industri yang mungkin anda akan masuki setelah lulus kuliah nanti.TIPS: relakan weekend anda selama KP jika itu harus/ bisa ditukar dengan pergi ke site (lokasi produksi) atau masuk kantor untuk mengerjakan tugas (misal: mencari literatur atau mengerjakan simulasi).

5. Proaktif dan jangan menunggu instruksi, banyak bertanya, banyak bergaul, miliki tata krama yang baik.

6. Bangun networking sebanyak mungkin.

7. Berikan potensi dan kemampuan terbaik dari anda, sehingga anda bisa meninggalkan kredibilitas dan nama baik (termasuk nama baik kampus anda) saat usai masa KP.
HINT: kredibilitas dan nama baik akan membantu anda bila mungkin ingin melamar ke perusahaan tersebut dan tetap membuka kesempatan bagi adik-adik kelas anda untuk bisa KP di tahun-tahun berikutnya.

D. SETELAH KERJA PRAKTEK
1. Buat laporan KP yang baik dan tinggalkan arsip untuk Perusahaan dan kampus anda.2. Cantumkan informasi umum tentang KP anda, misalnya: contact person alumni atau departemen yang menangani KP di perusahaan tersebut.

3. Bila mentor anda tidak keberatan, anda bisa mencantumkan juga kontak beliau.

4. Tetap menjaga silaturahmi dengan mentor dan orang-orang lain yang anda kenal selama KP.HINT: dunia MIGAS itu kecil, jadi nama baik dan integritas anda akan selalu menyertai masa depan anda.

5. Adakan forum knowledge sharing di kampus (minimal dengan teman 1 angkatan). Saling bertukar wawasan dan pengetahuan yang didapat selama KP, sehingga anda juga bisa belajar dari teman yang lain. Sekali lagi, pengetahuan itu tidak ada batasnya.

E. TIPS MEMILIH TEMPAT KP

1. Cari informasi sebanyak-banyaknya. Ada puluhan perusahaan MIGAS di Indonesia.

2. Jangan melihat atau membanding-bandingkan fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan selama anda KP sebagai pertimbangan utama. Jadikanlah motivasi untuk menggali pengetahuan dan belajar hal baru sebagai yang utama. Kalau pun ada pengeluaran yang harus anda tanggung sendiri, anggap saja itu investasi buat masa depan anda. Lagi pula hari gini no free meals…

3. Jangan takut keluar dari “tempurung” anda. Kalau anda harus KP di Sumatera, Kalimantan bahkan Papua (misal di LNG Tangguh), so be it. Percayalah itu akan menjadi pengalaman hidup yang membedakan anda dari yang lain. Industri MIGAS tidak hanya sepetak Pulau Jawa, justru saat ini dan dimasa mendatang Industri MIGAS Indonesia berada di wilayah-wilayah diluar Pulau Jawa terutama wilayah Timur Indonesia.

 
18 Komentar

Ditulis oleh pada 31 Agustus 2013 inci Oil and Gas

 

International Rules dan Code

Det Norske Veritas

Det Norske Veritas

Det Norske Veritas (DNV) – Norway

Logo

Germanischer Llyod (GL) – Germany

Sea Going Ship
1 Hull Structures
2 Machinery Installations 
3 Electrical Installations
4 Automation
5 Structural Rules for Container Ships
6 Liquefied Gas Carriers
7 Chemical Tankers
8 Fishing Vessels
9 Oil Recovery Vessels
10 Refrigerating Installations
11 Bridge Arrangement and Equipment on Seagoing Ships
12 Chemical Recovery Vessels
14 Redundant Propulsion and Steering Systems
15 Dynamic Positioning Systems
16 Harmony Class – Rules on Rating Noise and Vibration for Comfort, Cruise Ships (v ≤ 25 kn)
17 Guidelines for Machinery Condition Monitoring
18 Harmony Class – Rules on Rating Noise and Vibration for Comfort, Cruise Ships (v > 25 kn)
19 Guidelines for the Carriage of Refrigerated Containers on Board Ships
20 Stowage and Lashing of Containers
21 Ventilation
22 Guidelines for the Construction of Polar Class Ships
23 Harmony Class – Rules on Rating Noise and Vibration for Comfort, Cargo Ships
Inland Navigation Vessels
Classification and Surveys
Hull Design and Construction
Machinery, Systems and Electricity
Additional Requirements for Notations
Special Craft
High Speed Craft
Yachts ≥ 24 m
Yachts and Boats up to 24 m
Guidelines for Lifeboats and Rescue Boats
Floating Docks
Preliminary Rules for Patrol Boats
Guidelines for the Structural Design of Racing Yachts ≥ 24 m
 Rigging Technology
Tall Ship Rigs
Guidelines for Design and Construction of Large Modern Yacht Rigs
Guidelines for the Type Approval of Carbon Strand and PBO Cable Rigging for Sailing Yachts
Underwater Technology
Diving Systems and Diving Simulators
Manned Submersibles
Unmanned Submersibles (ROV,AUV) and Underwater Working Machines
Offshore Service Vessels
Hull Structures
Machinery and Systems
Crew Boats and Offshore Wind Farm Service Craft
Materials and Welding
Metallic Materials
Principles and Test Procedures
Steel and Iron Materials II-1-2 2009 Rule Change Notice Chapter 2, Section 1
Non-Ferrous Metals
Equipment
Materials for Propeller Fabrication
Special Materials for Naval Ships
Non-metallic Materials
Fibre Reinforced Plastics and Bonding
Wooden Materials
Guidelines for Elastomeric Adhesives and Adhesive Joints
Welding
General Requirements, Proof of Qualifications, Approvals
Design, Fabrication and Inspection of Welded Joints
Welding in the Various Fields of Application
Naval Ship Technology
Classification and Surveys
Classification and Surveys
Surface Ships
Hull Structures and Ship Equipment
Propulsion Plants
Electrical Installations
Automation
Ship Operation Installations and Auxiliary Systems
Sub-Surface Ships
Submarines
Remotely Operated Underwater Vehicles
Guidelines for Air Independent Power Systems for Underwater Use
Industrial Services
Offshore Technology
Classification, Certification and Surveys
Mobile Offshore Units
Fixed Offshore Installations
Structural Design
Machinery Installations
Electrical Installations
Guideline for the Construction of Fixed Offshore Installations in Ice Infested Waters
Guideline for the Certification of Blow-Out Preventers
Guideline for Personnel Transfers by Means of Lifting Appliances
Analysis Techniques
Hull Structural Design Analyses
Guidelines for Global Strength Analysis of Container Ships
Guidelines for Fatigue Strength Analyses of Ship Structures
Guidelines to Assess High-Frequency Hull Girder Response of Container Ships
Guidelines for Global Strength Analysis of Multipurpose Vessels
Risk Analyses
Guidelines for the Analysis of Alternative Design and Arrangements
Additional Rules and Guidelines
Container Technology
Guidelines for the Construction, Repair and Testing of Freight Containers
Loading Gear
Loading Gear on Seagoing Ships and Offshore Installations
Machinery Installations
Guidelines for the Use of Gas as Fuel for Ships
Guidelines for Equipment on Fire Fighting Ships
Guidelines for Design, Equipment and Testing of Gas Welding Installations on Seagoing Ships
Guidelines for the Construction, Equipment and Testing of Closed Fuel Oil Overflow Systems
Guidelines for the Design, Construction and Testing of Pumps
Guidelines for the Use of Fuel Cell Systems on Board of Ships and Boats
Diesel Engines
 Guidelines for Mass Produced Engines
Calculation of Crankshafts for Internal Combustion Engines
Guidelines for the Seating of Propulsion Plants and Auxiliary Machinery
Modular Certification System
Guidelines for the Inspection of Mechanical and Electrotechnical Products
Guidelines for the Performance of Type Approvals
Procedure
Test Requirements for Electrical / Electronic Equipment and Systems
Test Requirements for Sealing Systems of Bulkhead and Deck Penetrations
Test Requirements for Complex Data Networks
Test Requirements for Electrical Machinery
Test Requirements for Statical Converters with Semi-Conductors
Test Requirements for Components and Systems of Mechanical Engineering and Offshore Technology
Electrical Engineering
Guidelines for the Restoration of Electrical Systems following Damage caused by Fire, Water and Extinguishing Agents
Materials and Welding
 Guidelines for the Fabrication and Inspection of Welded Pipelines of Copper-Nickel-Alloys
Guidelines for the Approval of Reaction Plastics and Composite Materials for the Seating and Repair of Components
Corrosion Protection
Coating of Ballast Water Tanks
Guidelines for Corrosion Protection and Coating Systems
Corrosion Protection of Crude Oil Cargo Tanks
Other Operations and Systems
Preliminary Guidelines for Safe Return to Port Capability of Passenger Ships
Guidelines for Sea Trials of Motor Vessels
Chamber Systems for Tunnelling
Guidelines for Extended Dry-Dock Interval
Guidelines for the Preparation of Damage Stability Calculations and Damage Control Documentation on Board
Guidelines for Loading Computer Systems
Guidelines and Approval Procedure for “In Service Inclining Test Systems” (ISITS)
Guidelines for the Condition Assessment Program
Guidelines on Ballast Water Management
Guidelines for the Preparation of Operating and Maintenance Manuals for Shell Doors
Environment Protection
Guidelines for the Environmental Service System
Guidelines for Ship Recycling Related Certification Processes
Energy Efficiency
Guidelines for Determination of the Energy Efficiency Design Index
 
1 Komentar

Ditulis oleh pada 27 Agustus 2013 inci Rekayasa Kapal

 

Perkenalan Software dalam Maritime

Dalam kesempatan kali ini penulis akan memberikan wawasan pengenalan software yang biasanya digunakan dalam maritim baik sektor transport maupun energi. Berikut beberapa software dan kegunaannya.

sof1sof2

Dari daftar software diatas, ada beberapa yang belum disebutkan diantaranya

Ansys – CFX -> merupakan software penganalisa beban lokal pada struktur dengan metode elemen hingga, dengan analisa pada CFX ini, beban lokal yang menyebabkan failure yang terjadi akan terlihat jelas lebih detailnya

Ansys – Fluent -> merupakan software penganalisa beban lokal pada karakteistik fluida yang bergerak pada struktur dengan metode elemen hingga, software ini pun dapat menganalis serta mensimulasikan permasalahan teknik seperti heat transfer, sloshing, welding deformation bahkan kegagalan struktur akibat proses korosi dan masih banyak lagi. Penulis pun pernah menganalisis sloshing LNG yang terjadi saat tranportasi melalui kapal LNG dengan variasi gerakan dan volume. untuk hasilnya bisa langsung direct ke video dibawah ini.

Flow 3D – > sama seperti Ansys Fluent yaitu merupakan software penganalisa beban lokal pada karakteistik fluida yang bergerak pada struktur dengan metode elemen hingga,interface yang dihasilkan dalam simulasi numerik dari Flow 3D juga tidak kalah saing

Ansys – AQWA -> merupakan software penganalisa gerakan dan beban pada pada struktur bangunan apung dengan metode elemen hingga, perangkat ini hampir sama kegunaannya seperti halnya MOSES. Pada ANSYS AQWA akan terlihat beban,tekanan, gaya geser etc yg terjadi pada struktur saat pergerakan struktur berlangsung.

SACS -(Structural Analysis Computer System) adalah salah satu computer software pendukung analisa struktur sipil. SACS dikembangkan untuk digunakan sebagai analysis tools offshore structure. Software ini sangat umum digunakan di engineering companies yang bergerak di design dan analysis offshore structure. 99% bisa diyakinkan bahwa semua structural engineers di companies tersebut pasti akan menggunakan software ini. Bisa dilihat di lowongan2 structural engineer, mostly men-syaratkan para applicants untuk menguasai software ini.

MAESTRO merupakan perangkat yang kegunaannya sama persis dengan ship constructor. dalam analisa kekuatan lokal pada kapal, Maestro juga tidak kalah saing dengan perangkat lainnya

WORKSHOP merupakan perangkat bawaan maxsurf yang kegunaannya sama persis dengan ship constructor dan maestro, namun bagaimana pun ship constructor dinilai masih lebih unggul dalam permodelan struktur kapal secara detail termasuk pembuatan sistem perpipaan didalam kapal

MOSES seperti yang disebutkan sebelumnya, software ini kegunaannya sama seperti seakeeper dan ANSYS AQWA. interface moses pun tidak kalah dibanding lainnya. Dalam proses perancangan struktur lepas pantai terapung, penentuan kemampuan kerja struktur dipengaruhi oleh beban yang bekerja pada struktur tersebut. Selain itu salah satu faktor paling penting adalah dengan mengetahui karaktersitik gerakan struktur terapung tersebut akibat beban lingkungan yang berpengaruh kepadanya.Untuk mengetahui karakteristik gerakan struktur terapung, kita dapat menggunakan bantuan software. Salah satu software yang sering digunakan adalah MOSES yang diproduksi oleh Ultramarine Inc.

CAESAR II perangkat ini merupakan perangkat khusus analist tegangan dan stress pada sistem perpipaan. Biasanya oil company sangat perlu dilakukan analyst pipa dalam transport fluida mengingat fluida yang dipindahkan cukuplah beresiko. CAESAR II adalah program computer untuk perhitungan Pipe Stress Analysis yang mampu mengakomodasi kebutuhan perhitungan Stress Analysis pada pemipaan. Software ini sangat membantu dalam Engineering terutama di dalam desain Mechanical dan system pemipaan. Pengguna Caesar II dapat membuat permodelan system pemipaan dengan menggunakan “simple beam element” kemudian menentukan kondisi pembebanan sesuai dengan kondisi yang dikehendaki. Dengan memberikan/membuat inputan tersebut, Caesar II mampu menghasilkan hasil analisa berupa stress yang terjadi, beban, dan pergeseran terhadap system yang kita analisa.

SOLID WORK merupakan perangkat modeling untuk teknik yang cukup baik disamping CATIA, Penulis menilai software modeling ini lebih unggul dibandingkan AUTOCAD dengan interface 3D nya serta dengan perangkat ini dapat menganalys gerakan, stress pda pembebanan modeling yang terjadi.

Software lainnya yang dikembangkan oleh provider regulasi internasional

SESAM (Super Element Structural Analysis Modules)- > Merupakan software yang dikembangkan oleh DNV (Det Norske Veritas) dalam permasalahan struktur baik dalam bidang energi maupun maritim, penulis sempat dikenalkan beberapa software DNV yang digunakan dalam memvalidasi analis tahap pendesainan salah satunya yaitu SESAM dan Nauticus. Beberapa bagian dan kemampuan dari Sesam yaitu

Sesam GeniE Lite adalah perangkat untuk enginner yang ingin merancang struktur kecil dan teratur dengan cepat dan efisien, dengan tingkat kualitas yang tinggi. Sesam Genie Lite dapat melakukan analisis linier statis dan dinamis untuk struktur mengalami gelombang, angin, arus dan tata letak peralatan. Hal ini juga memungkinkan untuk mencakup dampak dari non-linear tumpukan tanah / perilaku. Kepatuhan Kode balok dapat dilakukan sesuai dengan API / AISC, API / LRFD, NORSOK / Eurocode atau ISO (19902). Hasilnya dapat dilaporkan grafis atau dengan menggunakan layout laporan standar yang dapat disesuaikan (mendukung MS Office). Demikian pula, untuk struktur berlapis serta dapat diperiksa terhadap kode seperti DNV (RP C201.1) dan API (2U).

Sesam HydroD adalah software analis terhadap peraturan perundang-undangan internasional untuk stabilitas serta analisa hydrodynamic dari floating structure yang dapat disimulasikan.

Sesam DeepC adalah perangkat untuk mooring dan riser desain serta operasi laut struktur terapung lepas pantai. Ini akan melakukan analisis mooring terpisah atau ketika termasuk dampak ditambah dari riser dan kapal. Selanjutnya, Sesam software DeepC dapat digunakan untuk desain riser di mana riser dianalisis secara terpisah atau ketika mempertimbangkan efek kopling. Operasi laut dapat disimulasikan time domain untuk studi gerakan dan mempertahankan sistem multibody. Riser, tambatan dan kondisi lingkungan didefinisikan dalam Sesam software DeepC sementara semua data lain secara otomatis diterapkan dari perangkat lunak Genie Sesam dan software Sesam HydroD. Hasilnya mungkin secara statistik pasca-diproses dan mereka bisa diperiksa grafis atau dari animasi. Selanjutnya, hasil dapat dibaca dalam perhitungan kelelahan garis serta kode pemeriksaan (DNV OSF201, ISO 13628-7, Von Miscs Stren)

Sesam Pipeline Software for ultimate strength and fatigue analysis of offshore pipelines

Dari beberapa software di atas, Penulis hanya dapat mengoperasikan beberapa software mengingat waktu yang diperlukan dalam mempelajari saat kuliah tidaklah banyak. Diantaranya Maxsurf, Seakeeper, Hydromax, Workshop, Hullspeed, Solid Work, Caesar II, SAP 2000, SACS 5.7, Autocad 2D dan 3D, ANSYS CFX, ANSYS FLUENT, dan ANSYS AQWA. Oleh karenanya secara perlahan penulis akan mencoba membuat tutorial yang sederhana dalam mengoperasikan software diatas khususnya dalam menangani permasalahan teknik perkapalan dan kelautan. Mohon bersabar ya…

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada 19 Agustus 2013 inci Rekayasa Kapal

 

Rencana Bukaan Kulit (Shell Expansion Plan)

Dari sekian banyak rencana konstruksi kapal yang disyaratkan untuk pembuatan kapal, rencana bukaan kulit merupakan petunjuk yang sangat berguna bagi pekerja untuk mengetahui susunan pelat, ukuran pelat dan tebal masing-masing pelat. Demikian juga saat perbaikan (pergantian) pelat kulit, dapat diketahui bagian kulit kapal yang harus diganti (replating) sesuai peraturan yang diikuti.

Karena pelat kulit kapal berbentuk lengkung sesuai bentuk badan kapal, maka diperlukan teknik khusus yang digunakan untuk mendapatkan ukuran dan bentuk masing-masing lembar pelat secara benar, terutama untuk pengukuran, pemotongan dan pembentukan pelat dari suatu pelat datar yang disesuaikan dengan ukuran dan bentuknya di badan kapal. Ukuran pelat datar haruslah sesuai dengan yang tersedia di gudang galangan atau di pasaran. Umumnya lebar pelat standar adalah 1,5 m, 1,8 m, 2,4 m dan panjang pelat standar adalah 6 m,   9 m, 12 m.  Harus diusahakan agar sisa pelat terpotong sekecil mungkin.

Secara umum pelat kulit kapal terdiri dari lajur pelat membujur :

  1. Pelat dasar (bottom plating) terdiri dari pelat lunas (keel plate), pelat pengapit lunas (garboard strake) dan pelat bilga (bilge strake).
  2. Pelat sisi kulit kapal (side shell plating) terdiri dari pelat sisi (side shell plating) dan pelat lajur sisi atas (sheer strake)
  3. Pelat sisi bangunan atas (superstructure) yang menerus dari pelat sisi kapal

Contoh gambar di bawah ini adalah ukuran profil dan pelat pada penampang melintang kapal di midship.

2013-08-20 00_03_58-Slide in E__recover data laptop_tbk 2_Copy of HANDOUT BUKAAN KULIT 09

Kapal mempunyai konstruksi campuran : bagian dasar dan geladak dengan konstruksi membujur (longitudinal) sedangkan bagian sisi kapal dengan konstruksi melintang (transverse).

PENGGAMBARAN RENCANA BUKAAN KULIT

Untuk penggambaran bukaan kulit dibutuhkan gambar rencana garis (lines plan) dan rencana konstruksi (construction plan / steel plan). Pada gambar rencana garis lebih dahulu dibuat body plan untuk setiap nomor gading (body plan untuk station dihapus, tidak dipakai lagi).

Bagian konstruksi yang berhubungan dengan kulit kapal haruslah digambarkan, baik yang membujur ataupun melintang, misalkan penumpu tengah dan penumpu sisi (centre girder, side girder),pelantaian (floor), gading melintang (transverse framing) dan senta sisi (side stringer), gading membujur (longitudinals) dan pelintang (transverses), tanktop, pondasi motor induk, platform di kamar mesin, sekat melintang dan membujur (bulkhead),  geladak kedua dan seterusnya (untuk kapal lebih dari satu geladak) dan konstruksi lainnya.

Harus diperhatikan jenis konstruksi kapal: melintang, membujur atau campuran. Hal ini berhubungan dengan syarat Klasifikasi tentang jarak minimum antar sambungan pelat dengan alur las lainnya yang berdekatan  (BKI volume II section 19: Welded Joints).

Untuk daerah tengah kapal yang parallel middle body dapt diusahakan pemakaian pelat yang selebar mungkin Diluar daerah parallel middle body yaitu daerah buritan dan haluan mempunyai bentuk yang lebih rumit dengan banyak lengkungan sehingga dipergunakan pelat dengan lebar yang lebih kecil. Pada penghentian ujung-ujung lajur pelat, tidak boleh berbentuk runcing, lebar minimum 100 mm.sassasa

Harus digambarkan bukaan pada kulit kapal misalkan lobang tabung jangkar (hawse pipe), kotak laut (seachest), lobang bow thruster dan lainnya. Juga hubungan pelat kulit dengan linggi haluan (stem) dan linggi buritan (stern frame / stern post). Setelah gambar body plan untuk setiap gading selesai dan ditandai tiap perpotongan dengan konstruksi lainnya misalkan tanktop, senta, selanjutnya lengkung gading (half girth) dibeberkan ke garis dasar.

 HANDOUT BUKAAN KULIT 09 2

Setelah beberan setiap gading selesai, dapat dibuat lajur-lajur pelat dimulai dengan pelat lunas (keel), pelat dasar (bottom plating: lajur A, B, C dan D), dilanjutkan dengan pelat bilga (bilge plating: lajur E) dan pelat sisi (side plating: lajur F, G, H, I, J, K) diakhiri pelat lajur sisi lajur atas (sheerstrake).popopoppPada gambar bukaan kulit diatas, sebenarnya gambar tiap gading (frame), senta (stringer), geladak dan bukaan pada pelat sisi kapal digambarkan tetapi dihilangkan agar gambar pelat lebih jelas terlihat       

 

Pada kesempatan yang akan datang akan dijelaskan pembuatan shell expansion dengan menggunakan maxsurf, ship constructor dan maestro…jadi sabar menunggu yaaa..
:D

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 19 Agustus 2013 inci Dasar Teory

 

Sistem Kelistrikan Kapal

Meliputi:

Sistem penerangan (lighting load system)

  • Beban lampu utama tiap ruang, gangway, beban lampu tambahan, beban lampu darurat, dll
  • Beban stop kontak (televisi, peralatan kantor, exhaust fan, lemari es, dll)

Sistem power (power load system)

  • Engine room machinery (mechanical, pneumatic, hydraulic, pump, fan, heater, etc)
  • Hull/deck machinery (crane, windlass, acc.ladder, winch, etc)
  • Galley, pantry, laundry, etc

Sistem navigasi, komunikasi dan keselamatan (navigation, communication and safety load system)

  • Lampu-lampu navigasi (morse light, anchor light, mast head light, side light, etc)
  • Peralatan navigasi (RADAR, gyro compass, echo sounder, GPS, NavTex, etc)
  • Peralatan komunikasi (INMARSAT-B, INMARSAT-C, public addressor, intercom, etc)
  • AIS
  • General alarm

Sistem kelistrikan darurat (emergency source system)

  • Menggunakan baterai(aki) sebagai sumber daya dengan tegangan kerja sesuai dengan rules yang terletak di ruang ESEP
  • Peralatan yang disuplai adalah peralatan darurat, antara lain:
  • Semua peralatan navigasi, komunikasi dan keselamatan yang bekerja pada arus searah (DC)
  • Semua lampu-lampu darurat termasuk lampu ruangan dan gangway
  • Kapasitas baterai harus mampu mensuplai kebutuhan listrik selama minimal separuh dari waktu perjalanan kapal pada rute kapal yang terjauh

Dokumen yang harus di klas kan antara lain:

  • Single line (one line) DIAGRAM dari:
  1. Pembangkit listrik utama dan darurat
  2. MSB (main switch board)
  3. Sistem penerangan
  4. Sistem-sistem yang terdapat interkoneksi
  5. Sistem komunikasi, navigasi dan keselamatan
  6. Sistem general-alarm
  7. Di dalam gambar single line juga harus terdapat jenis dan ukuran kabel serta kapasitas dan jenis dari pengaman (breaker)
  • Perhitungan atau kalkulasi dari:
  1. Arus hubung-singkat (short-circuit current) untuk masing-masing panel yang terpasang
  2. Power load untuk mengetahui total beban yang harus ditanggung genset untuk tiap kondisi kapal
  3. Power balance untuk mengetahui rating kerja dari genset yang terpasang serta total daya pada peralatan continue dan intermittent untuk kondisi kapal dengan kebutuhan listrik terbesar

Tahap-tahap pemilihan genset:

  • Perhitungan sistem penerangan dan stop kontak
  • Perhitungan total beban listrik di kapal (beban continuous dan intermittent) untuk setiap kondisi
  • Estimasi pemilihan genset berdasarkan perhitungan total beban listrik

Perhitungan Sistem penerangan

            Perhitungan ini digunakan untuk menentukan jumlah lampu dan stop kontak yang dibutuhkan untuk setiap ruangan. Setiap lampu yang menggunakan armature (tempat lampu), memiliki koefisien pancar cahaya yang berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Parameter lainnya adalah, luas dari bagian yang akan disinari, tinggi bidang kerja, besarnya intensitas cahaya yang dibutuhkan ruangan sesuai dengan fungsi ruangan tersebut, faktor refleksi dari warna yang terdapat di dinding, lantai serta atap ruangan tersebut, indeks ruangan serta faktor depresiasi (k).

 k=pl/h(p+l)

Dimana :         p          = panjang daerah yang akan disinari

                        l           = lebar daerah yang akan disinari

                        h          = ketinggian bidang kerja

 untuk menentukan efisiensi armature, untuk nilai k<0.6 maka efisiensinya dapat langsung menggunakan efisiensi untuk nilai k=0.6, sedangkan untuk nilai k>5 maka efisiensinya dapat langsung menggunakan efisiensi untuk nilai k=5. Sedangkan jika nilai k adalah 0.6  Jumlah, jenis dan daya lampu yang digunakan dapat divariasikan untuk setiap armature, tergantung produksi dari pabrik.

Contoh simple list perhitungan daya pada kapal

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada 19 Agustus 2013 inci Ilmu Lanjutan